Rabu, 6 November 2024

Kementan Minta KTNA Bantu Wujudkan Swasembada Jagung

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Syahrul Yasin Limpo Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo Menteri Pertanian saat memberikan pengarahan dalam Rembug Utama Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional yang digelar di Kota Batu, Jawa Timur, Jumat (16/9/2022). Foto: Antara

Kementerian Pertanian (Kementan) meminta para petani khususnya tergabung dalam Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) mampu meningkatkan produksi jagung dalam upaya mewujudkan swasembada komoditas tersebut.

Syahrul Yasin Limpo Menteri Pertanian mengatakan, per tahun, Indonesia masih melakukan impor jagung untuk kebutuhan dalam negeri sebanyak 800 ribu ton.

“Kita mengimpor jagung itu 800 ribu ton per tahun. Tinggal dihitung, dari 200 ribu hektare lahan, tinggal dibagi di KTNA. Siapa yang menanggung berapa, kita coba untuk menjaga secara bersama. Kalau seperti itu, kita akan swasembada,” katanya di Kota Batu, Jawa Timur, Jumat (16/9/2022) seperti dikutip dari Antara.

Syahrul menjelaskan, potensi Indonesia untuk bisa mewujudkan swasembada komoditas jagung tersebut bukan merupakan hal yang tidak mungkin. Hal itu dikarenakan, Indonesia memiliki alam yang mampu untuk mendorong produktivitas komoditas tersebut.

“Kita harus bisa merasa optimistis. Negara lain bisa, kurang apa alam kita. Sekarang, kita mau tidak untuk bekerja secara bersama-sama,” ujarnya.

Ia menambahkan, terkait kebutuhan permodalan untuk mendorong produksi jagung guna mencapai swasembada tersebut, pemerintah telah menyiapkan skema kredit usaha rakyat (KUR) yang bisa dimanfaatkan oleh para petani.

Menurutnya, keinginan untuk mewujudkan swasembada jagung tersebut akan bisa terealisasi seperti komoditas lain yakni beras. Dalam waktu tiga tahun terakhir, kebijakan untuk mewujudkan swasembada beras yang dilakukan pemerintah dinilai berhasil.

“Tahun depan bukan hanya beras yang swasembada, jagung juga harus swasembada,” jelasnya.

Syahrul juga menyoroti komoditas lain yang seharusnya juga bisa didorong produksinya, yakni komoditas kedelai. Saat ini, kebutuhan kedelai di dalam negeri, mayoritas atau sebesar 98 persen dipasok dari impor.

“Tempe, tahu, kecap itu bahan bakunya masih impor. Karena harga lebih murah dan kualitas lebih baik. Tapi kenapa tidak dikejar yang kurang itu (produksi),” ujarnya.

Sekadar diketahui, Syahrul menghadiri Rembug Utama Kelompok KTNA Nasional 2022, yang digelar di Kota Batu, Jawa Timur. Acara iniw melibatkan 2.000 petani dan nelayan dari seluruh Indonesia.

Rembug Utama tersebut diharapkan bisa menghasilkan rumusan rekomendasi yang bisa dipergunakan pemerintah untuk membangun langkah penguatan produksi pangan di dalam negeri.(ant/gat)

Berita Terkait

Surabaya
Rabu, 6 November 2024
26o
Kurs